Sabtu, 10 Maret 2012

LAPORAN KEUANGAN YANG DIKONSOLIDASI HUBUNGAN PERUSAHAAN INDUK DAN PERUSAHAAN ANAK


LAPORAN KEUANGAN YANG DIKONSOLIDASI HUBUNGAN PERUSAHAAN INDUK DAN PERUSAHAAN ANAK

Suatu perusahaan yang memiliki saham-saham perusahaan lain di atas 50% dari jumlah modal saham yang beredar, praktis memiliki hak untuk memilih dan menentukan manajemen dari perusahaan lain tersebut. Dengan demikian berarti pula berhak untuk mengendalikan operasi dan policy dari perusahaan yang bersangkutan.
Dengan kepemilikan sebagian besar dari modal saham, masalah-masalah yang dihadapi akan relatif sederhana dan lebih sedikit dibanding dengan merger atau konsolidasi. Merger dan konsolidasi diperlukan investesi yang besar jumlahnya, karena dilakukan sekali dan tidak dapat diangsur. Sedang pemilikan modal saham diperlukan investasi relatif kecil, karena posisi kontrol ini dapat dicapai secara bertahap.

Pengendalian Terhadap Perusahaan Lain Melalui Pemilikan Saham
Untuk mengendalikan manajemen dan operasi perusahaan lain, dapat dilakukan dengan jalan pemilikan sebagian besar dari atau seluruh modal sahamnya, meskipun perusahaan lain yang dimaksud masih tetap melanjutkan usaha dan mempertahankan identitasnya (sebagai unit usaha yang terpisah).

Perusahaan Induk dan Holding Company
Suatu perusahaan yang memiliki sebagian besar dari atau seluruh modal saham yang beredar dari perusahaan lain, sehingga berhak untuk mengendalikan operasi & manajemen perusahaan lain tersebut disebut “Perusahaan Induk (Parent Company). Apabila suatu Perusahaan dibentuk dengan tujuan khusus untuk memiliki saham-saham dan mengendalikan operasi perusahaan lain, maka disebut dengan Holding Company. Sedangkan perusahaan yang manajemen dan operasinya dikendalikan baik oleh perusahaan Induk maupun Holding Company disebut sebagai Perusahaan Anak (Subsidiary Company). Hubungan antara Perusahaan Induk dan Peusahaann Anak, dinamakan Hubungan Affiliasi. Perusahaan yang memiliki sebagian besar dari seluruh mdal saham perusahaan anak disebut dengan Contrlling Interest, dan pemilik (Pemegang) saham selebihnya disebut dengan Minority Interest. Controlling Interest, yang memiliki seluruh modal saham perusahaan affiliasinya disebut dengan “Wholly Owned Subsidiary”.

Pencatatan Investasi Pada Perusahaan Anak
Pemilikan saham oleh suatu perusahaan terhadap perusahaan lain dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu Pembelian Langsung (Tunai), Pertukaran dengan kekayaan (Aktiva) lainnya atau pertukaran dengan surat-surat berharga. Jika saham tersebut diperoleh secara tunai, investasi tersebut dicatat sebesar harga perolehannya yaitu sebesar jumlah uang yang diperlukan untuk memperoleh saham tersebut. Jika sahamnya diperoleh melalui pertukaran dengan aktiva lain, maka investasi dicatat sebesar harga pasar daripada aktiva yang diserahkan.sedangkan apabila pemilikan saham dilakukan melalui pertukaran dengan surat-surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan sendiri, besarnya investasi yang harus dicatat dapat dipakai dasar harga pasar baik surat-surat berharga diserahkan maupun harga pasar saham yang diperoleh, tergantung mana yang lebih jelas dapat ditentukan.selisih nilai nominal atau nilai yang ditetapkan dari surat berharga yang diserahkan diperlakukan sebagai (Agio) atau (Disagio) yang timbul dari surat berharg yang dikeluarkan.


LAPORAN KEUANGAN YANG DIKONSOLIDASI (INVESTASI DICATAT DENGAN METODE HARGA PEROLEHAN)


BAB XIV
LAPORAN KEUANGAN YANG DIKONSOLIDASI (INVESTASI DICATAT DENGAN METODE HARGA PEROLEHAN)
Akuntansi Keuangan Lanjutan

Metode harga perolehan (Cost Method)
Apabila metode “harga perolehan” diikuti untuk mencatat investasi saham-saham perusahaan anak, maka deviden atas saham-saham tersebut yang diakui sebagai pendapatan oleh perusahaan induk. Sebaliknya laba atau rugi atas pemilikan modal hanya timbul apabila sebagian atau seluruh jumlah saham yang dimiliki itu dijual. Kedua hal tersebut merupakan perbedaan principal antara kedua metode pencatatan investasi saham-saham perusahaan anak. Pada metode equity pendapatan atas investasi diakui pada saat perusahaan anak melaporkan adanya keuntungan usaha. Pada metode “harga perolehan” sebaliknya, saldo rekening investasi saham perusahaan anak selalu tetap jumlahnya, kecuali apabila terjadi penjualan atau pembelian tambahan atas saham-saham yang dimiliki, karena “harga perolehan” hanya terjadi sekali pada saat pemilikan. Pada metode harga perolehan, perusahaan induk tidak mencatat atas bagian laba yang diperoleh perusahaan anak sampai dengan laba tersebut dibagikan sebagai deviden. Oleh sebab itu laporan rugi-laba perusahaan induk tidak mencantumkan “pendapatan dan atau kerugian” atas investasi pada perusahaan anak.

Alternatip teknik-teknik penyusunan neraca konsolidasi dengan metode harga perolehan
Meskipun di dalam buku-buku perusahaan induk tidak dilakukan pengakuan terhadap bagian laba perusahaan anak yang belum direalisasikan, namun demikian di dalam neraca yang dikonsolidasikan jumlah tersebut harus diakui pula sebagai kanaikan atas saldo laba yang ditahan.

Pembagian deviden dari saldo laba yang ditahan sebelum saat pemilikan saham
Di dalam metode harga perolehan penghasilan atas invstasi saham-saham pada perusahaan anak timbul apabila perusahaan anak membagikan laba yang diperoleh, sebagaideviden. Namun demikian sangat dimungkinkan terjadinya pembagian deviden oleh perusahaan anak atas laba yang diakumulasikan sebelum pemilikan saham-saham oleh perusahaan induk terjadi. Oleh sebab itu deviden yang dibagikan oleh perusahaan anak atas laba yang diakumulasikan sebelum terjadinya pemilikan saham, harus dicatat sebagai pengurangan terhadap “nilai” investasi saham, seperti halnya deviden likuidasi. Dalam hal penurunan kekayaan bersih pada perusahaan anak, harus pula diakui sebagai penurunan investasi saham-saham pada perusahaan anak. Hal ini sesuai dengan anggapan bahwa tidak ada saldo laba bagi perusahaan yang baru dibentuk dan belum melakukan operasinya. Dengan demikian pada perusahaan yang baru dibentuk membagikan sebagian harta miliknya kepada para pemegang saham berarti harus diakui sebagai penarikan kembali dari sebagian atas penanaman modalnya. Dengan anggapan seperti tersebut di atas, maka apabila dalam pembagian deviden ternyata ada sebagian diantaranya merupakan laba yang diakumulasikansebelum terjadinya pemilikan saham, harus dipisahkan secara tegas berhubung masing-masing harus diperlakukan berbeda satu sama lain.

Penyajian-penyajian rekening investasi dalam laporan keuangan perusahaan induk 
Di dalam neraca konsolidasi, tidak ada perbedaan lagi antara metode pencatatan terhadap investasi saham-saham perusahaan anak baik pada metode harga perolehan, atau pada metode equity. Kedua metode pencatatan tersebut, menghasilkan neraca yang menunjukkan posisi keuangan yang sama. Akan tetapi kedua metode tersebut menghasilkan saldo dalam rekening investasi saham dan rekening laba yang ditahan pada buku-buku perusahaan induk yang berlainan. Hal ini mengakibatkan posisi keuangan dan hasil usaha yang berbeda-beda dalam laporan keuangan individual perusahaan induk. Sehingga di dalam menginterpretasikan laporan keuangan tersebut sangat dipengaruhi oleh metode pencatatan yang dipakai, khususnya terhadap informasi yang berhubungan dengan pemilikan saham-saham perusahaan anak.

Evaluasi terhadap metode equity dan metode harga perolehan (cost method)
Metode harga perolehan, merupakan metode yang pada umumnya dipakai sebagai dasar pencatatan maupun dasar penyusunan laporan keuangan individual, dalam hubungannya dengan pemilikan saham-saham pada perusahaan anak. Hal ini disebabkan disamping metode harga perolehan dianggap sebagai metode yang konsisten dengan metode pencatatan yang dipakai pada jenis-jenis investasi yang lain dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yuridis, juga adanya beberapa ketentuan yang sering timbul sebagai akibat dari penggunaanmetode equity tersebut antara lain ialah :
a.       Metode equity menyimpang dari praktek-praktek akuntansi yang lazim, khususnya didalam masalah pengakuan penghasilan. 
b.      Saldo rekening investasi saham, sebagai akibat mekanisme pencatatan tidak bisa menunjukkan berapa besarnya/jumlahnya baik “harga perolehan” saham maupun “nilai” saham-saham yang dimiliki tersebut.
c.       Metode quity, memerlukan analisa dan penyesuaian/koreksi secara khusus terhadap rekening-rekening yang terlibat dalam hubungannya dengan pemilikan saham perusahaan anak tersebut, apabila perusahaan induk ingin mengetahui besarnya saldo laba yang harusdan tersedia untuk dibagikan sebagai deviden, serta dalam rangka menentukan basarnya laba yang dapat dikenakan pajak.