Jumat, 16 Desember 2011

AUDIT ATAS SALDO KAS

AUDIT

AUDIT ATAS SALDO KAS


 JENIS-JENIS PERKIRAAN KAS
Berikut ini adalah jenis-jenis perkiraan kas yang utama :
  1. Perkiraan kas umum (General cash account). Perkiraan ini menampung aliran kas masuk dan keluar pada suatu waktu sehingga jenis perkiraan ini sangat penting bagi sebagian besar organisasi (perusahaan).
  2. Perkiraan penggajian impres (Imprest payroll account). Perkiraan penggajian impres digunakan sebagai upaya meningkatkan pengendalian intern. Dilakukan dengan membuat perkiraan bank impres dengan cara menetapkan dana dengan jumlah tertentu untuk digunakan dan secara periodik diganti kembali sehingga sama dengan jumlah semula lagi.
  3. Perkiraan bank cabang (Branch bank account). Perusahaan yang beroperasi dengan banyak lokasi seringkali memerlukan rekening bank terpisah pada setiap lokasi. Terdapat dua jenis kebijakan yang dianut oleh perusahaan-perusahaan dalam menggunakan perkiraan bank cabang, yaitu ;
·         Setoran dan pengeluaran untuk cabang dilaksanakan dari suatu perkiraan bank khusus dan kelebihan kas secara periodik dikirim ke rekening bank kantor pusat.
·         Rekening untuk penerimaan dan rekening untuk pengeluaran dipisahkan. Semua penerimaan disetorkan di bank cabang dan totalnya ditransfer ke perkiraan umum secara periodik. Perkiraan pengeluaran dibentuk dengan basis impres.
  1. Dana kas kecil impres (Imprest petty cash fund). Dana ini dipergunakan untuk pembelian tunai yang jumlahnya relatif kecil-kecil sehingga lebih mudah dan cepat daripada menggunakan cek.
  2. Ekuivalen-ekuivalen kas (Cash equivalents). Kelebihan kas yang diakumulasikan selama bagian tertentu dari siklus operasi yang diperlukan di masa mendatang biasanya disimpan dalam investasi jangka pendek yang likuid dan relatif tidak mengandung risiko yang signifikan atas perubahan tingkat bunga.

 

KAS DI BANK DAN SIKLUS-SIKLUS TRANSAKSI
Siklus-siklus transaksi yang terkait dengan kas di bank adalah :
·         Siklus perolehan dan pembayaran kembali modal
·         Siklus perolehan dan pembayaran
·         Siklus penjualan dan penerimaan kas
·         Siklus penggajian dan kepegawaian.
Keempat siklus transaksi tersebut saling berhubungan dengan titik pusat pada perkiraan kas umum. Oleh sebab itu perkiraan kas umum sangat penting dalam hampir setiap audit bahkan jika saldo akhirnya tidak material.
Dalam audit atas kas, harus dibuat pembedaan antara :
·       verifikasi rekonsiliasi klien atas saldo rekening koran dengan buku besar dan,
·       Verifikasi apakah kas yang tercatat di buku besar telah mencerminkan dengan benar semua transaksi kas yang dilaksanakan selama tahun tersebut.
    Pembedaan tersebut dilakukan karena terdapat salah saji yang mengakibatkan pembayaran atau penerimaan kas yang tidak pantas, tetapi tidak satupun terungkap sebagai bagian dari audit atas rekonsiliasi bank, misalnya ;
  • Kesalahan untuk menagih pelanggan
  • Menagih pelanggan dengan harga yang lebih rendah
  • Defalkasi kas
  • Pembayaran ganda atas satu faktur rekanan pemasok
  • Pembayaran yang tidak patut atas pengeluaran pribadi pejabat perusahaan
  • Pembayaran untuk bahan baku yang tidak pernah diterima
  • Pembayaran kepada pegawai untuk jumlah jam kerja yang melampaui jumlah jam kerja yang dijalaninya.
  • Pembayaran bunga kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa di atas suku bunga yang berlaku.
     Salah saji tersebut dapat ditemukan jika dilakukan melalui pengujian atas transaksi. Salah saji yang dapat ditemukan melalui pengujian atas rekonsiliasi bank dapat berupa ;
  • Kegagalan memasukkan selembar cek yang belum dikliring bank pada daftar cek beredar, walaupun sudah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas
  • Kas yang diterima oleh klien sesudah tanggal neraca tetapi dicatat sebagai penerimaan kas dalam tahun berjalan
  • Setoran yang dicatat dalam buku kas mendekati akhir tahun, disetorkan ke bank, dan dimasukkan dalam rekonsiliasi bank sebagai setoran dalam perjalanan
  • Pembayaran wesel bayar yang didebit langsung ke saldo bank oleh bank tetapi tidak dicantumkan dalam catatan klien.
           Oleh sebab itu penting untuk membedakan pengujian atas transaksi yang berkaitan dengan perkiraan kas dengan pengujian yang menetapkan apakah saldo buku telah direkonsiliasi dengan saldo bank.

 AUDIT ATAS PERKIRAAN KAS UMUM
Metodologi perancangan pengujian terinci atas saldo kas di bank :
  • Tentukan materialitas dan tetapkan risiko audit yang dapat diterima dan risiko bawaan untuk kas di bank
  • Tetapkan risiko pengendalian untuk kas di bank
  • Rancang dan laksanakan pengujian atas pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan prosedur analitis atas beberapa siklus
  • Rancang dan laksanakan prosedur analitis untuk saldo kas di bank
  • Rancang pengujian terinci atas saldo kas di bank untuk memenuhi tujuan spesifik audit yang berupa ; prosedur audit, ukuran sampel, pos/unsur yang dipilih dan saat pelaksanaan.

 
Faktor-faktor yang mempengaruhi audit atas kas akhir tahun :
  • Kas dipengaruhi oleh sebagian besar siklus lainnya
  • Meskipun saldo kas itu sendiri biasanya tidak besar, jumlah rupiah debit dan kredit yang mempengaruhi saldo tersebut pada umumnya lebih besar daripada perkiraan lainnya (materialitas)
  • Kas adalah harta yang paling disukai untuk dicuri (risiko bawaan).

            Pengendalian intern atas saldo kas akhir tahun dalam perkiraan kas umum dapat dibagi dalam dua kategori :
1.      Pengendalian atas siklus transaksi yang mempengaruhi pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas
2.      Rekonsiliasi bank secara independen.
Jika pengendalian yang mempengaruhi transaksi yang berkaitan dengan kas telah mencukupi, pengujian audit untuk rekonsiliasi bank akhir tahun dapat dikurangi.
Prosedur audit atas saldo kas akhir tahun dapat dilakukan dengan :
  • Penerimaan konfirmasi bank, yaitu penerimaan konfirmasi secara langsung dari setiap bank/lembaga keuangan lain dimana klien melaksanakan kegiatan bisnis
  • Penerimaan suatu rekening koran pada titik pisah-batas, yaitu suatu laporan bank pisah-batas atas suatu rekening koran untuk periode sebagian salinan slip-slip setoran dan dokumen-dokumen lain yang termasuk dalam rekening koran yang dikirim oleh bank secara langsung ke Kantor Akuntan Publik
  • Pengujian atas rekonsiliasi bank tujuannya untuk verifikasi apakah saldo bank klien yang tercatat berjumlah sama dengan jumlah kas sebenarnya yang ada di bank kecuali untuk setoran dalam perjalanan, cek-cek yang beredar dan pos-pos rekonsiliasi lainnya.

 Prosedur berorientasi fraud dapat dilakukan dengan cara :
  • Pengujian yang diperluas atas rekonsiliasi bank jika auditor percaya bahwa rekonsiliasi bank akhir tahun dengan sengaja telah disalahsajikan
  • Pembuktian kas dilakukan jika auditor menyakini pengendalian intern atas kas dianggap tidak memadai. Auditor mempergunakan pembuktian kas guna menetapkan apakah ;
  • Semua penerimaan kas yang tercatat telah disetorkan
  • Semua setoran di bank dicatat dalam pembukuan
  • Semua pengeluaran kas yang tercatat dibayarkan oleh bank
  • Semua jumlah yang dibayar oleh bank telah dicatat
  • Pengujian untuk kiting. Kiting adalah suatu jenis penipuan dengan memanfaatkan periode yang diperlukan untuk suatu cek yang dikliring melalui sistem perbankan dengan penyajian jumlah yang sama pada setoran di dua bank sekaligus.

AUDIT ATAS PERKIRAAN BANK PENGGAJIAN
       Audit atas perkiraan bank penggajian umumnya meliputi rekonsiliasi cek-cek yang beredar. Dalam pengujian ini, perlu diperoleh rekonsiliasi bank, konfirmasi bank dan suatu rekening koran pisah-batas.

AUDIT ATAS KAS KECIL
         Meskipun seringkali jumlahnya tidak material, kas kecil selalu diperiksa, terutama karena adanya kemungkinan defalkasi dan adanya permintaan klien akan suat penelaahan audit. Penelaahan dalam verifikasi kas kecil harus diarahkan pada pengujian transaksi kas kecil, bukan pada saldo akhir perkiraan tersebut.

PROSEDUR PEMERIKSAAN SIKLUS SALDO KAS
A. TUJUAN AUDIT SALD KAS
Tujuan audit saldo kas adalah memperoleh bukti tentang masing-masing pernyataan signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo kas. Tujuan audit ditentukan berdasarkan kelima kategori pernyataan laporan keuangan berikut:
1.      Pernyataan keberadaan dan keterjadian
Saldo kas yang tercatat benar-benar ada pada tanggal neraca
2.      Pernyataan Kelengkapan
Saldo kas yang tercatat meliputi pengaruh semua transaksi kas yang telah terjadi
Transfer kas antarbank pada akhir tahun telah dicatat pada periode yang tepat
3.      Pernyataan hak dan kewajiban
Pemda mempunyai hak legal atas seluruh saldo kas yang disajikan pada tanggal necara
4.      Pernyataan penilaian dan pengalokasian
Saldo kas yang tercatat dapat direalisasi sesuai dengan jumlah yang dinyatakan dalam neraca dan dengan skedul pendukungnya.
5.      Pernyataan pelaporan dan pengungkapan

Saldo kas telah diidentifikasi dan dikelompokkan secara tepat dalam neraca.
Identifikasi dan pengungkapan yang tepat serta memadai telah dilakukan sehubungan dengan adanya pembatasan terhadap penggunaan kas tertentu.

B. MATERIALITAS, RISIKO, DAN BUKTI AUDIT
Tingginya volume transaksi menyebabkan tingginya risiko bawaan dan siklus kas. Terdapat beberapa factor penyebab tingginya risiko bawaan dari siklus kas, yaitu:
1.      Tingginya potensi salah saji akobat volume transaksi tinggi
2.      Sifat dari ka situ sendiri.

C. PROSES PEMERIKSAAN
a.       Lakukan pengamatan terhadap pemisahan fungsi penyimpanan kas dengan fungsi pencatatan kas.
b.      Lakukan pengamatan terhadap fasilitas pengamanan yang melindungi pemegang kas dari kemungkinan pencurian dan permapokan terhadap kas yang disimpannya.
c.       Mintalah kopi notulen rapat pimpinan mengenai pembukaan dan penutupan rekening bank.
d.      Ambil sampel bukti kas masuk.
e.       Ambil sampel bukti kas keluar yang telah dibayar.
f.       .Ambil berita acara penghitungan kas.

D.    PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO KAS
Dalam merancang pengujian substantif, auditor pertama kali harus menentukan tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk masing-masing pernyataan signifikan yang terkait.
Prosedur pengujian substantif meliputi:
1.      Verifikasi atas ketepatan saldo kas dan skedul kas
2.      Penerapan prosedur analitis
3.      Perhitungan kas yang disimpan dalam entitas
4.      Melaksanakan pengujian pisah batas kas
5.      Konfirmasi saldo simpanan dan pinjaman di bank
6.      Konfirmasi Perjanjian atau Kontrak Lain dengan Bank
7.      Melakukan pemindaian (scanning) penelaahan, atau pembuatan rekonsiliasi bank
8.      Menghimpun dan menggunakan Laporan Pisah Batas Bank
9.      Melakukan pengujian pisah batas Penerimaan kas
10.  Mengusut transfer bank
11.  Menyiapkan pembuktian kas
12.  Membandingkan penyajian laporan keuangan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

E.     PENGUJIAN UNTUK MENDETEKSI LAPPING
     Lapping merupakan suatu ketidakberesan yang mengakibatkan ketidaktepatan dalam jumlah penerimaan kas. Risiko terjadinya lapping dapat dikurangi dengan cara menerapkan pemisahan tugas yang memadai antara penerima atau pemegang kas dengan pencatat penerimaan kas.
Prosedur yang dapat dilakukan untuk mendeteksi lapping antara lain:
1.      Melakukan perhitungan kas secara mendadak
2.      Membandingkan rincian penjurnalan penerimaan kas dengan rincian setoran harian ke bank.

F.     PEMERIKSAAN ATAS PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN SALDO KAS
1.      Lakukan perhitungan ulang atas penjumlahan secara vertical terhadap seluruh ayat pendapatan dan pasal belanja pada masing-masing Pos Pendapatan dan Pos Belanja Rutin serta masing-masing Sektor, Subsektor/Program, dan Proyek/Pasal pada Belanja Pembangunan, baik yang berkaitan dengan anggaran maupun realisasi.
2.      Lakukan penghitungan ulang atas perbedaan atau selisih antara anggaran dan realisasi.