Hutang Jangka
Panjang & ekuitas pemegang saham
Jenis umum
utang jangka panjang meliputi wesel, obligasi, dan hipotek. Jenis pendanaan
utang yang lebih rumit meliputi pinjaman hipotek berjaminan, perjanjian beli
kembali, dan perjanjian pembelian kembali, swap tingkat bunga, transaksi
berjangka keuangan, derivatif, dan instrumen keuangan lainnya.Utang sewa guna
usaha yang dikapitalisasi juga menunjukkan suatu bentuk utang jangka panjang.
Utang jangka panjang memiliki beberapa fitur yang dapat mempengaruhi prosedur
audit yang digunakan. Misalnya, utang bisa dikonversi menjadi saham atau utang
tersebut bisa digabungkan dengan surat hak beli saham atau waran, opsi, atau
hak yang dapat ditukar dengan saham. Utang bisa ditembus dengan kondisi-kondisi
tertentu, atau utang tersebut bisa memerlukan pembentukan dana pelunasan untuk
memastikan pelunasannya. Utang bisa dijamin atau tidak dijamin dengan aktiva
entitas.
Auditor
harus memastikan bahwa jumlah yang tertera pada neraca untuk berbagai jenis
utang jangka panjang tidak disalah sajikan secara material. Assurance ini akan
diperluas ke pengakuan beban bunga dalam laporan keuangan dengan tepat.
Pendekatan untuk audit utang jangka panjang bervariasi tergantung pada
frekuensi aktvitas pendanaan entitas. Untuk entitas yang sering melakukan
aktivitas pendanaan, auditor bisa mengikuti strategi ketergantungan dimana
pengendalian internal dievaluasi dan pengujian pengendalian dilakukan untuk
menetapkan risiko pengendalian. Bagi perusahaan akan lebih efisien bagi auditor
untuk mengikuti strategi substantif dan melakukan audit terinci atas utang
jangka panjang dan akun-akun bunga terkait.
Penentuan
risiko pengendalian untuk utang jangka panjang berfokus pada jenis umum
prosedur yang haru sada untuk meminimalkan kemungkinan salah saji material.
Asersi yang menjadi perhatian utama auditor adalah keterjadian, otorisasi,
kelengkapan, penilaian, dan pengungkapan klasifikasi. Pemisahan tugas yang
tepat merupakan hal penting untuk memastikan ketepatan utang jangka panjang.
Terdapat
beberapa pengendalian umum yang harus ada untuk kepentingan asersi atas utang
jangka panjang, yaitu:
Entitas
harus memiliki pengendalian untuk memastikan bahwa adanya pinjaman jangka panjang
secara layak dimulai oleh orang yang memiliki otorisasi. Kecukupan dokumentasi
harus memverifikasikan bahwa wesel atau obligasi diotorisasi dengan layak.
Adanya kecukupan dokumentasi, memungkinkan auditor untuk menilai bahwa
transaksi tersebut telah dilaksanakan dengan tepat atau tidak. Adanya
perjanjian utang yang dignifikan harus disetujui oleh dewan komisaris atau oleh
eksekutif yang telah didelegasikan wewenang ini. Entitas yang sering melakukan
aktivitas peminjaman harus memiliki pengendalain umum atau khusus. Jika
direktur keuangan atau eksekutif yang sama bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan maupun akuntansi transaksi utang jangka panjang, badan eksekutif
lainnya harus memberikan review dan persetujuan menyeluruh dalam risalah. Jka
klien memiliki pengendalian yang layak atas penerbitan transaksi utang akan
lebih mudah bagi auditor menguji transaksi tersebut untuk asersi kelengkapan
dan otorisasi pada akhir periode.
- Kelengkapan
Klien
harus memlihara catatan rinci ynag memadai atas transaksi utang jangka panjang
untuk memastikan bahwa seluruh pinjaman dan pembayaran kembali pokok utang
serta bunganya dicatat dengan memadai. Satu pendekatan untu menangani transaksi
utang terinci adalah memelihara buku besar pembantu yang berisi informasi
mengenai seluruh utang jangka panjangyang dipinjam oleh klien. Jumlah utang
yang dicatat dibuku besar pembantu harus direkonsiliasikan ke akun pengendali
buku besar umum secara teratur.
- Penilaian
Transaksi
wesel dan obligasi dicatat dalam catatan akuntansi pada nilai nominalnya
ditambah atau dikurangi adanya premi atau diskonto. Premi atau diskonto
harus diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif untuk menghitung beban
bunga. Kadang kala entitas menanggung biaya penerbitan seperti biaya penjamin
emisi, biaya hukum dan biay akuntansi. Biaya seperti itu harus dicatat sebagai
beban yang ditangguhan dan diamortisasi selama umur utang. Isu penilaian untuk
investasi pendanaan yang rumit adalah jauh lebih kompleks. Meskipun klien
memiliki prosedur pengendalian untuk memastikan bahwa utang jangka
panjangdinilai dengan tepat, klien bisa meminta auditor untuk membantu dalam
pencatatan utang secara memadai.
- Pengungkapan-Klasifikasi
Pengendalian
harus memastikan bahwa wesel dan obligasi diklasifikasikan dengan tepat dalam laporan
keuangan. Isu utamanya adalah untuk mengklasifikasikan dengan tepat bagian
utang jangka panjang yang akan jatuh tempo tahun depan sebagai kewajiban jangka
pendek.
Klien
harus memiliki prosedur pengamanan yang memadai jika ada wesel atau obligasi
yang tidak diterbitkan untuk menghindari kehilangan karena pencurian. Prosedur
harus tersedia untuk inspeksi periodik oleh orang yang independen baik mengenai
tanggung jawab keamanan maupun akuntansi utang jangka panjang.
Strategi
substantif untuk mengaudit utang jangka panjang mencakup pemeriksaan adanya
perjanjian utang yang baru, penentuan status perjanjian utang yang lama, dan
pengonfirmasian saldo serta informasi relevan lainnya kepada pihak-pihak luar.
Prosedur
analitis substantif sangat bermanfaat dalam mengaudit beban bunga dikarenakan
hubungan langsung antara tingkat bunga yang disajikan dengan jumlah utang
jangka panjang. Auditor dapat mengestimasi beban bunga melalui perkalian saldo
12 bulanan utang jangka panajang dengan rata-rata tingkat bunga. Kewajaran
beban bunga dapat ditentukan dengan membandingkan estimasi ini terhadap jumlah
beban bunga yang tercatat dalam buku besar. Jika jumlah keduanya tidak berbeda
secara material, auditor dapat menyimpulkan bahwa beban bunga disajikan secara
wajar.
Umumnya
auditor memulai audit utang jangka panjang dengan memperoleh skedul analisis
wesel bayar, utang obligasi, dan utang bunga. Skedul tersebut meliputi
informasi pihak penerima pemabayaran, tanggal jatuh tempo, tingkat bunga,
jumlah dasar, jaminan, dan beban bunga yang dibayar, dan yang masih terutang.
Asersi
yang paling penting diuji, yaitu setiap instrumen utang dikonfirmasikan ke
kreditor dan mencakup permintaan untuk memverifikasi jumlah yang dipinjam dan
tanggal terakhir bunga dibayarkan. Konfirmasi utang dan bunga yang masih harus
dibayar memberikan bukti atas asersi keberadaan, kelengkapan, dan penilaian.
Jika utang klien dijamin oleh pihak lain, konfirmasi harus dikirim ke penjamin
untuk mengkonfirmasikan jaminan tersebut. Auditor juga memeriksa tanggal jatuh
tempo utang untuk memastikan klasifikasi yang tepat antara kewajiban lancar dan
jangka panjang. Auditor juga memeriksa perjanjian utang untuk adanya perjanjian
yang bersifat membatasi yang memerlukan pengungkapan dalam catatan kaki.
Ekuitas
pemegang saham meliputi saham biasa, saham preferen, modal yang disetor, dan
laba ditahan. Terdapat tiga jenis transaksi utama yang menimbulkan ekuitas
pemegang saham:
a. Penerbitan saham (penjualan saham
untuk sejumlah kas; pertukaran saham dengan aktiva, atau utang yang dapat
dikonversi; serta penerbitan saham untuk tuuan pemecahan saham).
b. Pembelian kembali saham (perolehan
kembali saham dan penarikan kembali saham).
c. Pemabayaran dividen (pembayaran
dividen kas atau penerbitan dividen saham).
Strategi
substantif sering digunakan untuk mengaudit ekuitas pemegang saham karena
jumlah transaksi yang umumnya sedikit. Meskipun risiko pengendalian kemudian
dapat ditentukan pada tingkat maksimum, auditor masih harus memahami
jenis-jenis pengendalian yang ditempatkan untuk mencegah salah saji material
dalam transaksi ekuitas. Banyak entitas-entitas besar menggunakan pendaftar,
agen transfer, dan badan pembayar dividen independen untuk memperoses dan
mencatat transaksi ekuitas. Hal tersebut memungkinkan auditor memperoleh bukti
yang cukup dengan memberikan informasi yang relevan dengan pihak-pihak
tersebut. Jika entitas menggunakan karyawannya sendiri untuk melakukan fungsi
transfer saham dan pembayaran dividen, auditor perlu melakukan pengujian yang
lebih rinci atas catatan dan transaksi yang terkait dengan saham yang terjadi
selama periode audit.
Asersi
utama untuk ekuitas pemegang saham:
- Verifikasikan bahwa transaksi saham dan dividen sesuai dengan anggaran perusahaan (keterjadian).
- Verifikasikan bahwa transaksi saham dan dividen telah dibukukan dan diikhtisarkan dengan tepat dalam catatan akuntansi (akurasi).
- Verifikasikan bahwa transaksi saham dan dividen telah disetujui dengan layak (otorisasi).
- Verifikasikan bahwa transaksi saham dan dividen telah dinili dengan tepat (valuasi/penilaian).
Akun modal
saham meliputi saham biasa, saham preferen, dan modal disetor. Pada saat
mengaudit akun modal saham auditor biasanya dipautkan dengan asersi
keterjadian, kelengkapan, penilaian, dan kelengkapan pengungkapan. Auditor
memulai audit modal saham dengan memperoleh skedu seluruh aktivitas akun
tersebut untukperiode berjalan. Saldo awal dicocokkan dengan kertas kerja tahun
lalu dan saldo akhir dicocokkan dengan buku besar umum. Mayoritas pekerjan
audit kemudian difokuskan pada aktivitas periode berjalan dalam setiap akun.
Asersi
yang berkaitan dengan pengauditan akun modal saham adalah:
- Keterjadian dan kelengkapan
Auditor
dapat menguji keterjadian transaksi modal saham dengan menelusuri transaksi
yang tercatat di tahun berjalan ke risalah dewan komisaris. Jika pendaftar dan
agen transfer digunakan oleh entitas, auditor mengonfirmasikan jumlah total
saham beredar pada akhir periode. Jika jumlah saham yang terdaftar sebagai
saham beredar dalam konfirmasi trsebut sesuai dengan akun modal saham dalam
buku besar umum, auditor memiliki bukti bahwa jumlah total saham yang beredar
pada akhir periode adalah benar. Jika entitas tidak menggunakan agen luar,
entitas akan memelihara catatan saham dan/atau buku sertifikat saham.
Auditor
dapat melakukan pengujian berikut ini:
1.
Telusuri
transfer saham antarpemegang saham dengan catatan saham dan/atau buku
sertifikat saham (akurasi dan kelengkapan).
2.
Jumlah
kan ke bawah saham yang beredar dalam catatan saham dan/atau buku sertifikat
saham dan cocokkan jumlahnya dengan total saham yang beredar di akun modal
saham dalam buku besar umum (kelengkapan).
3.
Periksa
adanya sertifikat saham yang dibatalkan (keterjadian).
4.
Pertanggungjawaban
dan periksa adanya sertifikat saham yang tidak diterbitkan dalam buku
sertifikat saham (kelengkapan).
- Penilaian
Jika modal
saham diterbitkan utuk memperoleh kas, penentuan penilaian yang tepat adalah
hal yang mudah. Nilai pari atau nilai nnominal untuk saham yang diterbitkan
dialokasikan ke akun modal saham masing-masing, sedangkan selisih antara harga
dan nilai pari atau nilai nominal dialokasikan ke modal disetor. Auditor
dapat menghitung kembali nilai yang dialokasikan ke setiap transaksi, dan hasil
penjualan saham bisanya dapat ditelusuri ke catatan penerimaan kas. Isu
penilaian menjadi lebih kompleks ketika modal saham diterbitkan untuk ditukar
dengan aktiva atau jasa, untuk merger atau akuisisi, untuk sekuritas yang dapat
dikonversi, atau untuk dividen saham. Nilai pasar yang wajar dari dividen saham
dibebankan ke laba ditahan dan dikreditkan ke saha biasa dan modal disetor.
Untuk menguji penilain, auditor dapat menghitung kembali dividen saham dan
menelusuri jurnalnya ke buku besar umum.
- Kelengkapan Pengungkapan
Jumlah
pengungkapan penting sering kali diperlukan untuk ekuitas pemegang saham. Biasanya
informasi ini bersumber dari anggaran dasar perusahaan, risalah rapat dewan
komisaris, dan perjanjian kontrak.
Audit
dividen berhubungan dengan pelanggaran anggran rumah tangga perusahaan atau
perjanjian utang. Jika entitas menggunakan badan pembayar dividen, auditor
dapat mengonfirmasikan jumlah yang dibayar ke badan tersebut oleh entitas.
Jumlah tersebut dicocokkan dengan jumlah yang diotorisasi oleh dewan komisaris.
Auditor dapat menghitung kembali jumlah dividen melalui perkalian jumlah saham
yang beredar pada tanggal pencatatan dengan jumlah dividen per lembar sahamyang
disetujui oleh dewan komisaris. Jumlah tersebut harus cocok dengan jumlah yang
dibayarkan dan yang masih harus terutang ke pemegang saham pada akhir periode.
Jika auditor disangkutkan mengenai pengendalian klien atas pembayaran dividen,
auditor dapat menguji nama-nama pihak penerima pembayaran serta jumlah pada cek
yang dibatalkan dengan catatan saham atau buku sertifikat saham.
Auditor
memulai audit laba ditahan dengan memperoleh skedul aktivitas akun tersebut
untuk periode berjalan. Saldo awal dicocokkan dengan kertas kerja dan laporan
keuangan tahun lalu. Laba atau rugi bersih dapat ditelususri ke laporan laba
rugi. Jumlah dividen kas atau dividen saham dapat diverifikasikan dengan cara
seperti pada audit dividen. Jika terdapat penyesuaian-penyesuaian periode lalu,
auditro harus memastikan bahwa transaksi tersebut memenuhi persyaratan standar
akuntansi yang relevan. Adanya pencadangan baru atau perubahan dalam
pencadangan yang sudah ada harus ditelusuri ke perjanjian kontrak yang
mensyaratkan pencadangan tersebut. Terakhir, auditor harus memastikan bahwa
seluruh pengungkapan yang diperlukan terkait dengan laba ditahan telah
dilakukan dalam catatan kaki.
Dalam
audit akun laporan laba rugi, auditor harus diyakinkan bahwa akun-akun
pendapatan dan beban tidak disalah sajikan secara material dan bahwa akun
tersebut dipertanggungjawabkan sesuai dengan GAAP. Laporan laba rugi merupakan
sumber informasi penting oleh berbagai pengguna laporan keuangan. Audit akun
pendapatan dan beban tergantung pada luasnya pekerjaan yang dilakukan oleh
auditor atas sistem pengendalian entitas dan akun-akun neraca. Audit laporan
laba rugi mencakup pertimbangan hasil pekerjaan audit yang dilakukan di bagian
audit lainnya dan penyelesaian prosedur substantif tambahan pada akun-akun
laporan laba rugi terpilih, meliputi hal-hal berikut:
a. Hasil pengujian pengendalian untuk
berbagai proses bisnis.
b. Hasil pengujian rinci atas akun-akun
neraca dan akun-akun laporan laba rugi terkait.
c. Kinerja prosedur analitis substantif
pada akun-akun laporan laba rugi.
d. Pengujian rinci atas akun-akun
laporan laba rugi terpilih.
Pemahaman
yang lebih baik mengenai pengaruh pengurangan penentuan risiko pengendalian
pada audit akun pendapatan dan beban, pertimbangan akun-akun laporan laba rugi
yang dipengaruhi oleh proses bisnis pendapatan dan pembelian. Misalnya,
pengurangan penentuan risiko pengendalian untuk proses pendapatan memberikan
bukti bahwa penjualan, piutang usaha, akun cadangan piutang tak tertagih, serta
akun retur penjualan cadangan tidak disalahsajikan secara material. Pengurangan
penentuan risiko pengendalian untuk persediaan, aktiva tetap, utang usaha, dan
sebagian besar akun beban tidak disalahsajikan secara material. Hal penting dalam hal ini adalah bahwa
auditor telah memiliki bukti yang dapat diandalkan atas akun yang tercakup
dalam laporan laba rugi.
Akun-akun
neraca laba rugi bisanya diaudir selam mengaudit akun-akun neraca terkait.
Misalnya pada saat akun cadangan piutang tak tertagih diaudit, beban piutang
tak tertagih juga diaudit.
Prosedur
analitis substantif dapat digunakan secara luas utuk menguji akun pendapatan
dan beban. Salah satu jenis prosedur analitis substantif mencakup membandingkan
jumlah dolar tahun berjalan untuk setiap akun pendapatan dan beban dengan saldo
tahun lalu. Prosedur analitis substantif dirancang untuk memberikan bukti
terkait dengan kewajaran akun pendapatan atau laba rugi lainnya yang dilakukan
pada tingkat yang dipecah-pecah seperlunya untuk mendeteksi potensi salah saji.
Meskipun secara relatif persentase salah saji adalah kecil dalam akun laporan laba
rugi yang besar, hal itu sering kali material sehingga diperlukan prosedur
analisi substantif yang tepat. Prosedur analitis substantif juga dapat
digunakan untuk memberikan bukti atas akun pendapatan dan beban tertentu.
Meski
auditor telah memperoleh bukti yang diperlukan atas akun pendapaan dan beban
dengan prosedur analitis, mungkin auditor ingin melakukan pengujian lebih
lanjut untuk akun-akun tertentu. Auditor akan menganalisis secara rinci
transaksi yang tercakup dalam masing-masing akun. Auditor memverifikasi
transaksi dengan memeriksa dokumentasi yang mendukung. Akun yang diperiksa
dengan cara ini biasanya akun yang tidak secara langsung dipengaruhi oleh
proses bisnis, akun yang berisi informasi sensitif atau transaksi tidak biasa,
akun dimana informasi rinci diperlukan untuk SPT atau skedul lain yang termasuk
dalam laporan keuangan. Misalnya akun beban hukum dan audit, beban perjalanan
dan beban entertain, beban sumbangan, pendpatan dan beban lain-lain,
serta akun yang berisi transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan
istimewa.