Etika Profesi
1.
Kriteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme
Menimbang biaya dan keuntungan
sosial
Utilitarianisme
berasal dari kata Latin utilis, yang berarti berguna, bermanfaat, berfaedah, atau
menguntungkan. Istilah ini juga sering disebut sebagai teori kebahagiaan
terbesar (the greatest happiness theory). Utilitarianisme merupakan semua
pandangan yang menyatakan bahwa tindakan dan kebijakan perlu dievaluasi
berdasarkan keuntungan dan biaya yang dibebankan pada masyarakat. Banyak
analisa yang meyakini bahwa cara terbaik untuk mengevaluasi kelayakan suatu
keputusan bisnis adalah dengan mengandalkan pada analisa biaya keuntungan
utilitarian. Tindakan bisnis yang secara sosial bertanggung jawab adalah
tindakan yang mampu memberikan keuntungan terbesar atau biaya terendah bagi
masyarakat.
Pendekatan
utilitarianisme sering disebut pendekatan konsekuensialis, karena menekankan
pentingnya konsekuensi atas keputusan yang diambil. Misalnya kasus yang terjadi
pada perusahaan mobil Ford. Pada saat posisi penjualan mobil menurun
dibandingkan dengan pesaing lain, maka manajer Ford segera melakukan strategi
cepat dengan memfokuskan pada desain, pemanufakturan, dan penjualan yang cepat.
Hal ini dilakukan agar memperoleh kembali pangsa pasar. Akibat proyek yang
dilakukan dengan terburu-buru ini, maka desain teknis pun tidak diperhatikan
seperti apabila terjadi tabrakan maka keselamatan penumpangpun sangat rawan.
Alasan manajer tetap memproduksinya antara lain dikarenakan desain mobil sudah
memenuhi semua standar hukum dan peraturan pemerintah, manajer beranggapan
bahwa mobil telah memiliki tingkat keamanan yang sebanding dengan mobil dari
perusahaan lain, serta dikarenakan studi biaya keuntungan (biaya modifikasi)
tidak bisa ditutupi oleh keuntungan yang diperoleh. Jadi utilitarianisme
digunakan untuk semua teori yang mendukung pemilihan tindakan yang
memaksimalkan keuntungan.
Utilitarianisme Tradisional
Pendiri
Utilitarianisme adalah Jeremy Bentham, dalam menetapkan sebuah kebijakan dan
peraturan sosial, Bentham selalu membuat keputusan tersebut yang mampu
mamberikan norma yang dapat diterima publik. Secara singkat, prinsip
utilitarian yaitu : Suatu tindakan dianggap benar dari sudut pandang etis
jika dan hanya jika jumlah total utilitas yang dihasilkan dari tindakan
tersebut lebih besar dari jumlah utilitas sosial yang dihasilkan oleh tindakan
lain yang dapat dilakukan.
Artinya
prinsip ini mengasumsikan bahwa keuntungan dan biaya dari suatu tindakan dapat
diukur dengan menggunakan skala numerik biasa, lalu ditambah atau dikurangi
dengan nilai yang diperoleh. Kesalahan anggapan terhadap prinsip Utilitarian
antara lain :
Prinsip utilitarian mengatakan bahwa
tindakan yang benar dalam suatu situasi adalah tindakan yang menghasilkan
utilitas lebih besar dibandingkan kemungkinan tindakan lainnya. Hal ini tidak
berarti tindakan yang benar adalah tindakan yang menghasilkan utilitas besar
bagi orang yang melakukan tindakan tersebut. Akan tetapi, tindakan dianggap
benar jika menghasilkan utilitas paling besar bagi semua orang yang terpengaruh
oleh tindakan tersebut (termasuk orang yang melakukan tindakan tersebut).
Prinsip utilitarian tidak menyatakan
bahwa tindakan yang dianggap benar sejauh keuntungan dari tindakan tersebut
lebih besar dari biayanya. Namun utilitarianisme meyakini bahwa ada satu
tindakan yang benar yaitu tindakan yang memberikan keuntungan lebih besar
daripada keuntungan yang diperoleh dari tindakan alternatif lain.
Prinsip utilitarian mewajibkan kita
untuk mempertimbangkan konsekuensi langsung dari tindakan kita. Sebaliknya
pengaruh tidak langsungnya juga harus dipertimbangkan.
Dengan demikian ada 3 hal yang harus
dilakukan jika dalam situasi tertentu :
1. Menentukan tindakan atau
kebijakan alternatif.
Seperti pada perusahan Ford, secara
implisit mempertimbangkan 2 alternatif yaitu mendesain ulang Pinto dengan
menambah pelindung karet di sekeliling tangki bahan bakar atau memutuskan untuk
tanpa menggunakan pelindung.
2. Menentukan biaya dan keuntungan
langsung maupun tak langsung.
Misalnya pada perkiraan perhitungan
Ford atas biaya dan keuntungan yang akan diterima oleh semua pihak yang terlibat
jika desain Pinto dirubah, serta yang akan ditanggung jika desainnya tidak
berubah.
3. Tindakan yang etis tepat adalah
yang memberikan utilitas paling besar.
Misalnya saatt manajer Ford
memutuskan bahwa tindakan yang memberikan utilitas paling besar dan biaya
paling rendah adalah dengan tidak mengubah desain Pinto.
Utilitarianisme juga sejalan dengan kriteria intuitif yang digunakan orang dalam membahas perilaku atau tindakan moral. Misalnya pada saat orang memiliki kewajiban moral untuk melakukan tindakan tertentu, hal ini sering mengacu pada keuntungan atau kerugian yang nantinya diakibatkan. Moralitas juga mewajibkan seseorang untuk mempertimbangkan kepentingan orang lain. Utilitarianisme memenuhi persyaratan tersebut selama prinsip tersebut mempertimbangkan pengaruh tindakan pada orang lain, dan mewajibkan seseorang untuk memilih utilitas paling besar.
Utilitarianisme
juga menjadi dasar teknik analisis biaya-keuntungan ekonomi. Analisis ini
digunakan untuk menentukann tingkat kelayakan investasi dalam suatu proyek
dengan mencari tahu apakah keuntungan ekonomi lebih besar dibandingkan dengan
biaya ekonomi saat ini dan masa mendatang.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa
terdapat 3 prinsip etika utilitarianisme (Keraf, 1998:94) :
Manfaat , bahwa kebijakan atau
tindakan tertentu dapat mendatangkan manfaat atau kegunaan tertentu.
Manfaat terbesar, sama halnya
seperti diatas, mendatangkan manfaat yang lebih besar dalam situasi yang lebih
besar. Tujuannya meminimisasikan kerugian sekecil mungkin.
Kriteria yang sekaligus menjadi
pegangan objektif etika utilitarianisme adalah manfaat terbesar bagi sebanyak
mungkin orang. Dengan kata lain, kebijakan atau tindakan yang baik dan tepat
dari segi etis menurut Utilitarianisme adalah kebijakan atau tindakan yang
membawa manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang atau tindakan yang
memberika kerugian bagi sekecil orang / kelompok tertentu.
2.
Nilai Positif Etika Utilitarianisme
Etika
utilitarianisme tidak memaksakan sesuatu yang asing pada kita. Etika ini justru
mensistematisasikan dan memformulasikan secara jelas apa yang menurut
penganutnya dilakukan oleh kita sehari–hari. Etika ini sesungguhnya
mengambarkan apa yang sesungguhnya dilakukan oleh orang secara rasional dalam
mengambil keputusan dalam hidup, khususnya dalam hal moral dan juga
bisnis.
Menurut Keraf (1998:96)
terdapat 3 nilai positif etika ultilitarinisme, yaitu
:
a.
Rasionalitas
Prinsip moral yang diajukan oleh
etika ultilitarinisme tidak didasarakan pada aturan – aturan kaku yang mungkin
tidak kita pahami.
b.
Otonom
Etika utilitarianisme sangat
menghargai kebebasan setiap perilaku moral untuk berpikir dan bertindak dengan
hanya memperhatikan 3 kriteria objektif dan rasional seperti yang telah
diuraikan sebelumnya.
c.
Universal
Mengutamakan manfaat atau akibat
baik dari suatu tindakan bagi banyak orang yang melakukan tindakan itu. Dasar
pemikirannya adalah bahwa kepentingan orang sama bobotnya. Artinya yang baik
bagi saya, yang baik juga bagi orang lain.
2.
Utilitarianisme Sebagai Proses dan Standar Penilaian
a)
Pertama, etika utilitarianisme digunakan sbg proses untuk mengambil keputusan,
kebijaksanaan atau untuk bertindak.
b)
Kedua, etika utilitarianisme sebagai standar penilaian bagi tindakan atau
kebijaksanaan yang telah dilakukan.
3.
Analisis Keuntungan dan Kerugian
Etika
ultilitarinisme sangat cocok dipakai untuk membuat perencanaan dan evaluasi
bagi tindakan atau kebijakan yang berkaitan dengan orang banyak. Dipakai secara
sadar atau tidak sadar dalam bidang ekonomi, sosial, politik yang menyangkut
kepentinagan orang banyak.
Pertama, keuntungan dan kerugian,
cost and benefits, yg dianalisis tidak dipusatkan pd keuntungan dan kerugian
perusahaan.
Kedua, analisis keuntungan dan
kerugian tidak ditempatkan dlm kerangka uang.
Ketiga, analisis keuntungan dan
kerugian untuk jangka panjang
Langkah konkret yang perlu diambil
dalam membuat kebijaksanaan bisnis , berkaitan dengan Analisis keuntungan dan
kerugian, yaitu :
o Mengumpulkan dan mempertimbangkan
alternatif kebijaksanaan dan kegiatan bisnis sebanyak-banyaknya.
o Seluruh alternatif pilihan dalam
analisis keuntungan dan kerugian, dinilai berdasarkan keuntungan yg menyangkut
aspek-aspek moral.
o Analisis Neraca keuntungan dan
kerugian perlu dipertimbangkan dalam kerangka jk panjang.
4.
Kelemahan Etika Utilitarianisme
1)
Nilai utilitas dari setiap tidakan yang berasal dari individu yang berbeda
sulit diukur sehingga menjadi sulit untuk dibandingkan
2)
Sejumlah nilai dan keuntungan tertentu sangat sulit untuk dinilai, seperti
nyawa dan kesehatan
3)
Banyak biaya dan keuntungan dari suatu tindakan tidak dapat diprediksi dengan
baik, maka penilaian pun tidak dapat dilakukan dengan baik.
4)
Belum jelas apa saja yang dapat digolongkan sebagai biaya
5)
Asumsi unilitarian yang menyatakan bahwa semua barang dapat diukur atau dinilai
mengimplikasikan bahwa semua barang dapat diperdagangkan.
REFRENSI
Dewi, Sutrisna.2011. Etika Bisnis.
Denpasar : Udayana University Press
http://ikasulistiyanti.blogspot.com/2009/11/etika-utilitarianisme-dalam-bisnis.html