AUDIT PROSES PEMBELIAN
I. PENGAKUAN DAN PROSES PEMBELIAN
Pembelian
untuk audit atas laporan keuangan, konsep yang dicakup dengan review konsep
pengakuan beban dan kewajiban dengan penekanan khusus pada kategori beban.
Fokus utama dari bab ini adalah audit proses pembelian untuk audit atas laporan
keuangan
Pengakuan Beban dan Kewajiban
Beban
adalah aliran keluar atau pemakaian lain aktiva suatu badan usaha atau
pelunasan utangnya (atau kombinasi keduanya) yang berasal dari pengiriman atau
pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan
utama badan usaha. Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomis yang akan
timbul di masa yang akan dating yang disebabkan oleh kewajiban-kewajiban saat
ini dari suatu badan usaha yang akan dipenuhi dengan menstransfer aktiva atau
memberikan jasa kepada badan usaha lain di masa depan sebagai akibat dari
transaksi-transaksi yang terjadi di masa lalu.
Topik-topik berikut yang terkait
dengan proses pembelian :
• Jenis-jenis transaksi dan akun
laporan keuangan yang terpengaruh
• Jenis-jenis dokumen dan catatan
• Fungsi-fungsi utama
• Pemisahan tugas fungsi
Jenis-jenis
Transaksi dan akun laporan keuangan yang terpengaruh :
Tiga jenis transaksi yang khususnya
terdapat dalam proses pendapatan adalah :
• Pembelian barang dan jasa secara
tunai atau kredit
• Pembayaran kewajiban yang timbul
dari transkasi pembelian
• Retur barang kepada pemasok secara
tunai atau kredit
Jenis-jenis
dokumen dan catatan
Dokumen dan catatan yang terdapat
dalam proses pendapatan :
1. Permintaan Pembelian (Purchase
Requisition)
Merupakan
dokumen permintaan barang atau jasa dari individual atau departemen yang
berwenang dalam perusahaan.
2. Pesanan Pembelian (Purchase Order)
Dokumen
ini mencantumkan deskripsi, kualitas, dan kuantitas, atau informasi lain atas
barang atau jasa yang hendak dibeli.
3. Laporan Penerimaan (receiving
report)
Dokumen ini mencatat penerimaan
barang.
4. Faktur Vendor (Vendor Invoice)
Dokumen ini merupakan tagihan dari
vendor.
5. Voucher
Dokumen ini seringkali digunakan
perusahaan untuk mengawasi pembayaran atas perolehan barang dan jasa.
6. Register Voucher/Jurnal pembelian (
voucher register/purchases journal)
Register voucher digunakan untuk
mencatat voucher barang dan jasa.
7. Buku besar pembantu utang usaha
(Accounts payable subsidiary ledger)
Jika jurnal pembelian digunakan,
buku besar pembantu mencatat transaksi dan saldo utang ke vendor.
8. Laporan vendor (vendor statement)
9. Cek (check)
Dokumen ini, yang ditandatangani
oleh pegawai yang berwenang merupakan alat pembayaran barang atas jasa.
10. Jurnal Pengeluaran kas/register cek
( cash disbursements journal/check register)
Jurnal
ini mencatat pengeluaran yang dilakukan dengan cek.
Fungsi
– fungsi utama
Tujuan
pokok proses pembelian adalah memperoleh barang dan jasa pada harga yang
terendah, dengan kualitas dan jasa yang sesuai dengan persyaratan dan
menggunakan sumber dana kas untuk membayar barang dan jasa tersebut secara
efektif.
1. Permintaan (Requisitioning)
Fungsi pertama pada proses pembelian
adalah permintaan barang atau jasa oleh pegawai yang memilikiwewenang dari berbagai
departemen atau area fungsional dalam entitas.
2. Pembelian (Purchasing)
Fungsi
pembelian melaksanakan pesanan pembelian yang sudah diotorisasi.
3. Penerimaan (Receiving)
Fungsi penerimaan bertanggung jawab
atas penerimaan, perhitungan, dan pemeriksaan barang yang diterima dari vendor.
4. Pemrosesan Faktur (Invoice
Prosessing)
Departemen
utang usaha memproses faktur untuk memastikan barang dan jasa yang diterima di
catat sebagai aktiva atau beban bersamaan dengan pengakuan kewajiban yang
timbul.
5. Pengeluaran (Disbursement)
Fungsi pengeluaran bertanggungjawab
untuk menyiapkan dan menandatangani cek yang akan di bayarkan ke vendor.
6. Utang usaha ( Account Payable)
Departemen utang usaha bertanggung
jawab untuk memastikan bahwa seluruh faktur vendor, pengeluaran kas, dan
penyesuaian telah di catat dalam catatan utang usaha.
7. Buku Besar (General Ledger)
Tujuan
utama dari fungsi buku besar sehubungan dengan proses pembelian adalah untuk
memastikan bahwa seluruh pembelian, pengeluaran kas dan utang telah diakumulasikan,
diklasifikasikan, dan diringkas pada akun-akun yang tepat.
Pemisahan
Tugas Kunci
Salah-satu
pengendalian yang terpenting dalam system akuntansi adalah pemisahan tugas yang
memadai. Oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam fungsi –fungsi
permintaan, pembelian dan penerimaan harus terpisah dari fungsi-fungsi
pemrosesan faktur, utang usaha, dan buku besar.
II.
PENENTUAN RISIKO BAWAAN
Risiko
bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap
suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat pengendalian yang
terkait. Risiko salah saji demikian adalah lebih besar pada saldo akun atau
golongan transaksi tertentu dibandingkan dengan yang lain. Sebagai contoh,
perhitungan yang rumit lebih mungkin disajikan salah jika dibandingkan dengan
perhitungan yang sederhana. Uang tunai lebih mudah dicuri daripada persediaan
batu bara. Akun yang terdiri dari jumlah yang berasal dart estimasi akuntansi
cenderung mengandung risiko lebih besar dibandingkan dengan akun yang sifatnya
relatif rutin dan berisi data berupa fakta. Faktor ekstern juga mempengaruhi
risiko bawaan. Sebagai contoh, perkembangan teknologi mungkin menyebabkan
produk tertentu menjadi usang, sehingga mengakibatkan sediaan cenderung
dilaporkan lebih besar.
Di
samping itu, terhadap faktor-faktor tersebut yang khusus menyangkut saldo akun
atau golongan transaksi tertentu, faktor-faktor yang berhubungan dengan
beberapa atau seluruh saldo akun atau golongan transaksi mungkin mempengaruhi
risiko bawaan yang berhubungan dengan saldo akun atau golongan transaksi
tertentu. Faktor yang terakhir ini mencakup, misalnya kekurangan modal kerja
untuk melanjutkan usaha atau penurunan aktivitas industri yang ditandai oleh
banyaknya kegagalan usaha.
III.
PENENTUAN RISIKO PENGENDALIAN
Risiko
pengendalian adalah risiko bahwa suatu salah saji material yang dapat terjadi
dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh
pengendalian intern entitas. Risiko ini merupakan fungsi efektivitas desain dan
operasi pengendalian intern untuk mencapai tujuan entitas yang relevan dengan
penyusunan laporan keuangan entitas. Beberapa risiko pengendalian akan selalu
ada karena keterbatasan bawaan dalam setiap pengendalian intern.
IV.
PROSEDUR PENGENDALAIAN DAN PENGUJIAN PENGENDALIAN TRANSAKSI PEMBELIAN DAN
TRANSAKSI TERKAIT
Apabila
auditor memahami aktivitas-aktivitas investasi dan sifat bisnis klien, maka
aktivitas-aktivitas pembelian klien dapat diperkirakan. Tabel 4.1 menunjukan
beberapa contoh prosedur analitis beserta penjelasan tentang problem yang dapat
diidentifikasi oleh masing-masing prosedur.
Rasio
atau Informasi Keuangan Lain
|
Rumus
|
Manfaat dalam Audit
|
Aliran kas bebas
|
Aliran kas dari
operasi dikurangi pengeluaran modal
|
Aliran kas bebas
negatif menunjukan kebutuhan akan dan taksiran jumlah pembelian yang
diperlukan untuk penurunan kas dan investasi.
|
Utang
berbunga terhadap total aktiva
|
Utang berbunga: Total
aktiva
|
Menunjukan kewajaran
proporsi utang perusahaan yang bisa dibandingkan dengan pengalaman tahun lalu
atau data industri.
|
Ekuitas
pemegang saham terhadap total aktiva
|
Ekuitas
pemegang saham: Total aktiva
|
Menunjukan
kewajaran proporsi ekuitas perusahaan yang bisa dibandingkan dengan
pengalaman tahun lalu atau data industri.
|
Pembanding antara
persentase laba terhadap aktiva (ROA : return of asset) dengan
kenaikan cost utang
|
Apakah ROA >
tambahan cost utang?
|
Apabila perusahaan
mampu untuk menghasilkan persentase tingkat laba bersih yang lebih tinggi
daripada kenaikan cost pinjaman, maka hal ini merupakan petunjuk bahwa
perusahaan bisa menggunakan pembelanjaan utang untuk menambah aktiva dan laba
perusahaan.
|
ROA = [laba bersih +
{bunga x (1 - tarif pajak)}] / rata-rata total aktiva.
|
||
Laba bersih terhadap
ekuitas saham biasa
|
(laba bersih - dividen
preferen): rata-rata ekuitas saham biasa.
|
Menguji kewajaran
ekuitas pemegang saham pada tingkat laba dan struktur keuangan saat ini.
|
Aliran kas dari
operasi terhadap bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu
tidak lebih dari satu tahun
|
Aliran kas dari
operasi: (bagian utang jangka panjang yang harus dilunasi dalam waktu yang
tidak lebih dari satu tahun + dividen)
|
Merupakan pengujian
tentang kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya. Rasio
lebih kecil dari 1 memberi petunjuk adanya masalah likuiditas.
|
Perbandingan laba
terhadap bunga
|
Laba
sebelum bunga dan pajak: (biaya bunga + bunga dikapitalisasi)
|
Merupakan
pengujian tentang kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba guna menutup
cost pinjaman. Rasio lebih kecil dari 1 memberi petunjuk bahwa laba
perusahaan tidak cukup untuk menutup biaya keuangan.
|
Biaya
bungan terhadap utang bunga
|
(biaya
bunga + bunga dikapitalisasi): rata-rata utang berbungan.
|
merupakan
pengujian kewajaran tentang biaya bungan menurut pembukuan yang seharusnya
tidak lebih besar dari rata-rata cost modal pinjaman.
|
Tabel 4.1: Prosedur analitis yang
biasa digunakan dalam siklus pembelian
Prosedur
analitis dapat memberi indikasi tentang kebutuhan pembelanjaan perusahaan
klien, kemampuan untuk melunasi utang-utangnya serta kewajaran biaya bunga
(baik bunga yang diperlakukan sebagai biaya maupun yang dikapitalisasi).
Fungsi-fungsi
pembelian dan aktivitas pengendalian yang bersangkutan dengan siklus pembelian
adalah sebagai berikut:
·
Pemberian
otorisasi atas obligasi dan modal saham. Dewan komisaris biasanya memberi
otorisasi berdasarkan atas perencanaan stratejik dan aktivitas investasi
perusahaan.
·
Penerbitan
obligasi dan modal saham. Penerbitan dilakukan sesuai dengan otorisasi yang
diberikan dewan komisaris dan peraturan hokum yang berlaku dan hasil penerbitan
disetorkan ke bank secara utuh; sertifikat obligasi dan saham harus diamankan
secra khusus.
·
Pembayaran
bunga obligasi dan dividen tunai. Pembayaran dilakukan terhadap penerima
yang berhak sesuai dengan otorisasi dewan komisaris dan manajemen.
·
Pelunasan
dan pembelian kembali obligasi dan modal saham. Transaksi-transaksi tersebut
dilaksanakan sesuai dengan otorisasi dewan komisaris; saham yang dibeli kembali
harus diamankan secara fisik.
·
Pencatatan
transaksi pembelanjaan. Transaksi-transaksi dicatat dengan benar, beik mengenai
jumlah, penggolongannya maupun periode akuntansinya sesuai dengan otorisasi dan
dokumen pendukung.
Apabila
auditor akan menerapkan strategi audit dengan penetapan tingkat risiko
pengendalian pada tingkat maksimum atau tinggi maka auditor harus memiliki
pemahaman yang cukup mengenai sistem pengendalian untuk merencanakan audit
dengan strategi tersebut. Oleh karena itu, auditor harus mendapatkan dan mendokumentasikan
pemahamannya tentang setiap komponen pengendalian yang akan berpengaruh
terhadap siklus pembelian seperti uraian di atas. Dengan pengetahuan itu,
auditor harus bisa mengidentifikasi salah saji potensial atas asersi-asersi
siklus pembelian, menentukan tingkat risiko deteksi bisa diterima dan merancang
pengujian substantif.
Asersi
|
Kemungkinan
Salah Saji
|
Prosedur
Pengendalian
|
Pengujian
Pengendalian
|
Keterjadian
|
Pembelian
dicata diterimat, barang atau jasa belum dipesan atau diterima.
|
Pemisahan
tugas
Pembelian
tidak dicatat tanpa pesanan pembelian dan laboran penerimaan yang disetujui.
Memperhitungkan
urutan nomor laboran penerimaan dan voucher.
Pembatalan
dokumen
|
Amati dan
evaluasi pemisahan tugas yang memadai.
Uji dsmpel voucher untuk keberadaan pesanan
pembelian dan dokumen penerimaan yang diotorisasi; jira aplikasi TI, periksa
pengendlaian aplikasi.
Review dan
Uji prosedur klien atas perhitungan urutan nomor laboran penerimaan dan voucher; jika aplikasi TI, periksa
pengendalian aplikasi
Periksa voucher yang telah dibayar dan dokumen
pendukungnya atas indikasi pembatalan.
|
Kelengkapan
|
Pembelian
dilakukan tetapi tidak dicatat
|
Memperhitungkan
urutan nomor pesanan pembelian, laporan penerimaan, dan voucher.
Laporan penerimaan sesuai dengan
faktur vendor dan dicatat dalam jurnal pembelian
|
Review dan
uji prosedur klien atas perhitungan urutan nomor pesanan, pembelian, laporan
penrimaan, dan voucher, jika
aplikasi TI periksa pengenalian aplikasi
Telusuri
sampel laporan penerimaan ke faktur, vendor, dan voucher.
|
Otorisasi
|
Pembelian
barang atau jasa tidak diotorisasi.
Pembelian
atas barang dan jasa pada harga atau persyaratan yang tidak diotorisasi.
|
Persetujuan atas perolehan sesuai
dengan otorisasi batas dana.
Permintaan pembelian dan pesanan
pembelian disetujui.
Prosedur penawaran kompetitif
dilakukan
|
Review otorisasi
batas dana klien atas perolehan.
Periksa
permintaan pembelian atau pesanan pembelian atas persetuuan yang pantas; jika
aplikasi TI digunakan atas pesanan otomatis, periksa pengendalian aplikasi.
Review prosedur
penawaran kompetitif lain.
|
Tabel 4.2: Ringkasan Asersi, Kemungkinan Salah Saji,
Prosedur Pengendalian, dan Pengujian Pengendalian untuk Transaksi Pembelian
Asersi
|
Kemungkinan
Salah Saji
|
Prosedur
Pengendalian
|
Pengujian
Pengendalian
|
Akurasi
|
Gaktur vendor
tidak diberi harga yang tepat atu ada kesalahan perhitungan.
Transaksi
pembelian tidak dibukukan ke jurnal pembelian atau catatan pembantu utang
usaha
Nilai dalam
jurnal pembelian tidak dibukukan dengan benar ke buku besar
|
Akurasi
matematis atas faktur vendor diverifikasi
Pesanan
pembelian sesuai dengan laporan penerimaan dan faktur vendor atas produk,
kuantitas, dan harga
Voucher
direkonsiliasi ke daftar utang usaha harian
Pembukuan
harian ke jurnal pembelian direkonsiliasi dengan pembukuan ke catatan
pembantu utang usaha
Register voucher atau catatan pembantu utang
usaha direkonsiliasi ke akun pengendali buku besar
Voucher
direkonsiliasi dengan daftar utang usaha harian
|
Hitung
kembali akurasi matematis faktur vendor
Cocokkan
informsi pada sampel paket voucher atas
produk, kuantitas, dan harga
Periksa
rekonsiliasi voucher dengan
laporan utang usaha harian; jika aplikasi TI, periksa pengendlaian aplikasi
Periksa
rekonsiliasi ayat-ayat dalam jurnal pembelian dengan ayat-ayat dalam catatn
pembantu utang usaha; jika aplikasi TI, periksa pengendalian aplikasi
Review rekonsiliasi
catatn pembantu dnegan akun pengendali buku besa; jika aplikasi TI, periksa
pengendalian aplikasi
Uji sampel
rekonsiliasi harian
|
Pisah Batas
|
Transaksi
pembelian dicatat pada periode yang salah
|
Seluruh
dokumen penerimaan dikirm ke departemen utang uaha secara harian
Keberadaan
prosedur yang mensyaratkan pencatatan pembelian dengan segera setelah barang
atau jasa diterima
|
Bandingkan
tanggal pada dokumen penerimaan dengan tanggal pada voucher-nya.
Bandingkan
tangal pada voucher dengan tanggal
pencatatan transaksi tersebut di jurnal pembelian.
|
Klasifikasi
|
Transaksi
pembelian tidak dikalsifikasikan dengnan benar
|
Bagan akun
Persetujuan
independen dan review akun yang
dibebani oleh perusahaan
|
Review jurnal
pembelian dan buku besar atas kebenarannya
Periksa
sampel voucher untuk ketepatan klasifikasi.
|
Tabel 4.3: Ringkasan Asersi, Kemungkinan Salah Saji,
Prosedur Pengendalian, dan Pengujian Pengendalian untuk Transaksi Pembelian
(Terakhir).
Asersi
|
Kemungkinan
Salah Saji
|
Prosedur
Pengendalian
|
Pengujian
Pengendalian
|
Keterjadian
|
Pengungkapan
kas dicatat tetapi tidak dilakukan
|
Pemisahan tugas
Laporan
vendor di-review secara
independen dan direkonsiliasi ke catatan utang rekonsiliasi.
Rekonsiliasi
bank dibuat untuk di-review setiap
bulan
|
Amati dan
evaluasi kememadaian pemisahan tugas
Review
prosedur klien atas rekonsiliasi laporan investor
Review klien
rekonsiliasi bank bulan untuk indikasi penelaahan independen
|
Kelengkapan
|
Pengeluaran
kas dilakukan tetapi tidak dicatat
|
Sama dengan
di atas
Memperhitungkan
urutan nomor cek
Pengeluaran
kas harian direkonsiliasi dengan pembukuan di catatan pembantu utang usaha
|
Sama dengan
di atas
Review dan uji
prosedur klien atas urutan nomor cek; jika aplikasi TI, uji pengendalian
aplikasi
Review prosedur
rekonsiliasi harian pengeluaran kas dengna pembukuan di catatan pembantu
utang usaha; jika aplikasi TI, uji pengendalian aplikasi
|
Otorisasi
|
Pengeluaran
kas tidak diotorisasi
|
Pemisahan
tugas
Cek disiapkan
hanya setelah seluruh dokumen sumber telah disetujui secara independen
|
Evaluasi
pemisahan tugas
Periksa
indikasi persetujuan dalma paket voucher
|
Tabel 4.4: Ringkasan Asersi, Kemungkinan Salah Saji,
Prosedur Pengendalian, dan Pengujian Pengendalian atas Transaksi Pengeluaran
Kas
V.
AUDIT HUTANG USAHA DAN AKUN TERKAIT
Hutang
usaha biasanya merupakan kewajiban lancar terbesar dalam laporan keuangan dan
merupakan laporan yang signifikan dalam mengevaluasi solvabilitas jangka pendek
suatu perusahaan. Utang usaha juga sangat dipengaruhi oleh volume transaksi
yang tinggi dan oleh karenanya rentan terhadap salah saji. Audit terhadap utang
biasanya lebih ditekankan pada asersi kelengkapan dan kurang pada asersi
keberadaan atau keterjadian, karena bila manajemen berniat untuk memanipulasi
utang, maka ia cenderung akan melaporkan utang dalam jumlah yang lebih kecil
dari pada utang dari jumlah yang sesungguhnya agar laporan keuangan nampak
lebih baik.
Prosedur
Analitis Substantif
Tingkat
risiko deteksi bisa diterima untuk setiap asersi laporan keuangan yang
signifikan dicapai dengan menggabungkan bukti yang diperoleh dari pengujian
substantif yang dirancang dengan tepat, termasuk prosedur analitis dan
pengujian detil.
Semua
pengujian audit selalu diawali dengan usaha mendapatkan pemahaman tentang
bisnis dan prosedur awal bidang usaha klien. Lakukan prosedur-prosedur awal
terhadap saldo utang usaha dan catatan-catatan yang akan diuji, kemudian
telusuri saldo awal utang usaha ke kertas kerja tahun lalu, review kegiatan
dalam rekening buku besar utang usaha dan selidki semua ayat jurnal yang
dibukukan ke rekening tersebut, dapatkan daftar utang usaha per tanggal neraca
dan periksa apakah cocok dengan catatan akuntansi yang mendasarinya.
Tujuan
auditor melakukan prosedur analitis adalah untuk menaksir saldo utang usaha dan
untuk menetapkan hubungan antara hutang dagang dengan rekening-rekening kunci
lainnya seperti pembelian atau persediaan. Beberapa prosedur analitis yang
dapat dilakukan untuk mendapatkan bukti atas utang usaha adalah prosedur analitis
rasio jumlah dari utang usaha, prosedur analitis rasio harga pokok penjualan
berbanding utang usaha serta prosedur analitis rasio persentase utang dari
total utang. Suatu penurunan tidak normal pada kecepatan perputaran utang usaha
atau kenaikan tak terduga dalam rasio lancar bisa menjadi indicator terjadinya
kurang saji pada utang dagang. Prosedur analitis yang dilakukan pada tahap
akhir penugasan adalah untuk menjamin bahwa bukti yang dievaluasi dalam
pengujian detil adalah konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporkan
dalam laporan keuangan.
Konfirmasi
Utang Usaha
Berbeda
dengan konfirmasi piutang usaha, pengiriman konfirmasi dalam audit terhadap
utang usaha tidak memupakan prosedur yang harus dilakukan auditor. Prosedur ini
bersifat opsional karena (1) konfirmasi tidak dapat menjamin bahwa utang yang
tidak dicatat akan dapat dideteksi dan (2) bukti eksternal berupa faktur dan
laporan bulanan dari penjualan biasanya sudah tersedia untuk sebagian besar
utang. Konfirmasi utang usaha dianjurkan bila risiko deteksi rendah dan apabila
terdapat saldo utang individual yang besar jumlahnya atau perusahaan mengalami
kesulitan dalam hal memenuhi kewajibannya. Auditor harus mengawasi pembuatan
dan pengiriman konfirmasi dan harus menerima jawaban secara langsung dari
responden.
Apabila
prosedur konfirmasi akan dijalankan, maka dalam memilih sampel yang akan
dikirim konfirmasi, auditor harus mengikutsertakan utang-utang bersaldo nol
atau besaldo kecil, karena klien cenderung untuk melakukan kurang saji dan hal
itu besar kemungkinan telah dilakukan pada pada utang yang dalam laporan
terlibat yang bersaldo nol atau kecil. Selain
itu, konfirmasi juga hendaknya dikirim kepada pemasok-pemasok d\besar yang (1)
digunakan tahun lalu, tetapi tidak nampak pada tahun ini (2) tidak mengirim
laporan bulanan. Dalam konfirmasi utang usaha, auditor menghendaki agar
kreditur yang menyebutkan jumlah terutang karena jumlah itu akan direkonsiliasi
dengan jumlah menurut catatan klien. Perlu diperhatikan pula bahwa auditor
meminta informasi mengenai komitmen pembelian dari klien dan jaminan atas uang.
Prosedur
Alternatif
Dokumen-dokumen
pendukung utang yang telah dicatat, tetapi masih belum dibayar sampai tanggal
terakhir pekerjaan lapangan juga harus diperiksa dengan pengujian. Hal ini juga
bisa membawa pada pembuktian akan adanya kewajiban tetapi tidak dicatat pada
tanggal neraca. Prosedur-prosedur yang bisa membawa pada pembuktian adanya
utang tidak dicatat meliputi :
1. Menyelidiki order pembelian yang
tidak lengkap dokumen pendukung lainnya, laporan penerimaan dan faktur dari
penjual per tanggal neraca.
2. Mengajukan pertanyaan pada personil
akuntansi dan pembelian tentang utang yang tidak dicatat
3. Mereview anggaran aktiva tetap,
perintah kerja dan kontrak pembangunan untuk mencari bukti adanya utang tidak
dicatat.